Emas
adalah logam mulia yang sangat langka. Bila dikumpulkan, seluruh emas di
Bumi diperkirakan hanya bisa mengisi 3 buah kolam renang untuk
olimpiade. Tak aneh bila harganya selangit. Tapi tahukah Anda bila emas
bukan berasal dari Bumi?
1. Emas berasal dari luar angkasa
Emas tidak terbentuk di Bumi layaknya minyak atau berlian, tetapi dari
luar angkasa. Penelitian memperkirakan bila emas berasal dari meteor
yang membombardir Bumi sekitar 200 juta tahun setelah planet kita ini
terbentuk.
Namun, hal ini masih belum bisa menjelaskan dari mana terbentuknya logam
mulia itu. Sebab tentu meteor tidak begitu saja 'ditumbuhi' emas,
demikian halnya planet lain selain Bumi. Emas tidak dapat terbentuk di
planet.
2. Semua berawal dari bintang
Ya, emas berasal dari bintang, seperti halnya matahari kita. Tetapi emas
di Bumi tidak berasal dari matahari, melainkan bintang lain yang jauh
dari Bumi dan telah mati.
Penelitian membuktikan bila emas berasal dari supernova. Supernova
adalah periode di mana sebuah bintang tidak lagi bisa melakukan reaksi
nuklir dan kemudian meledak.
Ledakan bintang yang sangat dahsyat ini membuat partikel positif dan
negatif bergabung, membentuk partikel bermuatan netral atau neutron.
Karena tidak memiliki muatan, neutron dengan mudah bergabung dengan zat
lain di angkasa, seperti besi.
3. Dari besi berubah jadi emas
Merdeka.com - Ketika besi terlalu banyak bergabung dengan neutron, maka
lama kelamaan dia akan berubah menjadi logam dengan massa yang lebih
besar, yakni perak.
Masih sama seperti besi, perak kemudian kembali 'memakan' neutron dalam
jumlah besar hingga akhirnya menjadi emas. Bila si emas masih terus
bergabung dengan neutron, maka logam mulia ini akan menjadi timbal,
sebelum akhirnya menjadi zat radioaktif Uranium.
Berkat ledakan supernova yang memancarkan energi sangat besar, proses
evolusi dari besi menjadi emas bisa berlangsung dalam hitungan detik.
Padahal proses normalnya membutuhkan waktu jutaan tahun.
Ledakan itu juga mengakibatkan debu-debu emas ini melesat ke seantero
galaksi sekitar, seperti halnya Bima Sakti, hingga akhirnya Bumi.
4. Mampukah manusia menciptakan emas?
Sejak ratusan tahun lalu, ahli kimia berupaya membuat emas. Salah satu
kisahnya yang terkenal tentu batu 'bertuah' atau The Philosopher Stone.
Batu ini disebut dapat mengubah besi menjadi emas, layaknya proses
pembentukan emas di supernova.
Meskipun hal tersebut hanyalah legenda, saat ini manusia ternyata bisa
membuat emas sendiri. Cara utamanya menggunakan teknologi penumbuk
partikel Large Hadron Collider (LHD) yang ada di Jenewa, Swiss.
Dengan LHD, ilmuwan dapat mengubah kembali timbal menjadi emas lewat
serangkaian reaksi nuklir. Sayangnya, proses pengembalian timbal menjadi
1 gram emas membutuhkan waktu setidaknya 13 miliar tahun lebih atau
sama dengan umur alam semesta sampai saat ini.(wawker.com)